BANDA ACEH – Masyarakat Gayo Lues memiliki berbagai adat dan budaya yang sangat bervariasi mulai dari upacara tradisional, seni, budaya dan kerajinan yang diwariskan secara turun-temurun.
Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh melalui Kepala Bidang Bahasa dan Seni, Nurlaila Hamjah mengatakan, salah satu kerajinan tradisional dari Gayo adalah Kerawang Gayo atau upuh ulen-ulen sebagai busana adat suku gayo yang biasanya dipakai saat melangsungkan resepsi pernikahan dan tarian adat.
“Kerawang Gayo merupakan kerajin tradisional dari Kabupaten Gayo Lues yang menuangkan isi terawangnya kedalam kain dengan cara menjahit dengan sistem border,” kata Nurlaila, Jumat (14/04/2023).
Menurut Nurlaila, makna, ragam, dan filosofi motif pada Kerawang Gayo memiliki ciri khas tersendiri, dimana apabila digabungkan dalam kata “ker” dan “rawang” adalah wujud spontanitas dari bayangan fenomena alam semesta.
“Kata “ker” dalam bahasa Gayo berartikan daya pikir, rancangan yang abstrak menjadi spontan, kata “rawang” berarti bayangan fenomena alam,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, pada tahun 2014 yang lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia resmi menetapkan motif Kerawang Gayo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
“Motif Kerawang Gayo sendiri telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemendikbud RI sejak tahun 2014 lalu,” katanya.
Maka dari itu, pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 yang akan di gelar pada bulan Agustus mendatang, ia berharap kepada pemerintah Kabupaten Gayo Lues dapat mendaftarkan Karawang Gayo pada kegiatan yang dilaksanakan selama lima tahun sekali itu.
“Kami berharap Karawang Gayo nanti dapat di pamerkan pada acara bergengsi tersebut,” harapnya.
Selai itu, Nurlaila menuturkan, saat ini banyak desainer lokal dan nasional memanfaatkan motif gayo untuk memperindah kain produksinya yang digunakan untuk berbagai macam hiasan. Seperti pada kain sarung, baju, selendang, celana dan hiasan lainnya.
Salah seorang pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) milik Nurlaili yang bergerak dibidang pembuatan kain sarung tenun bordir motif kerawang Gayo khas Aceh, dimana pruduk kain sarungnya itu telah dijual hingga ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam bahkan Dubai.
Dengan merek dagang Ija Pinggang itu, Nurlaili mengembangkan usaha bordir dengan mengangkat kerawang Gayo, namun dengan perpaduan desain yang dibuatnya sendiri melalui ide-ide kreatifnya.
“Kalau saya dasarnya memang menyukai bordir tapi dengan mendesain sendiri, sesuai ide yang keluar secara tiba-tiba, dan harus diabadikan langsung agar nantinya bisa langsung diaplikasikan ke dalam kain ide-ide tersebut,” kata Nurlaili, kepada kepada situasi.co.id. Minggu (16/04/2023).
Nurlaili mengatakan, usaha bordirnya itu telah dimulai sejak tahun 2000, dimana waktu itu ia mulai membordir tetapi lebih kepada jasa membuat bordir pada mukena, baju, celana, dan lain sebagainya.
“Di tahun 2019 saya timbul ide untuk membuka suatu produk, dengan ciri khas tersendiri, saya desain sendiri dan fokus pada kerawang Gayo, saya membuat bordir secara manual tanpa menggunakan mesin komputer serta mendesainnya sendiri,” ujarnya.
Dikatakannya, dirinya bisa memproduksi sarung sebanyak 10 lembar per harinya, bahkan dirinya juga pernah menerima orderan hingga 400 lembar untuk 10 hari masa kerja jika harus menyelesaikan dalam waktu yang cepat.
“Omsetnya capai Rp20 juta per bulan, pada saat memulai usaha dengan bermodalkan Rp10 juta dan sudah dengan mesin bordir,” ungkapnya.
Bukannya hanya bisa membuat kain sarung tenun bordir kerawang Gayo, Nurlaili juga telah memiliki sertifikat keahlian dari berbagai macam pelatihan dalam meningkatkan skill bordirnya itu. Selain itu, ia juga memasarkan produknya itu melalui media offline di daerah Mata Ie, Aceh Besar dan juga secara online melalui media sosial.
“Motif yang sedang trend saat ini dan tentunya best seller yakni motif pertama yang saya keluarkan yakni motif matahari, dimana ide tersebut muncul dari sendiri ketika merangkai motif tampak seperti matahari, dan bersinar dengan warna-warnanya yang cerah dan hidup. Sampai saat ini motif yang seperti itu masih dicintai dan banyak peminatnya,” ujarnya.
Untuk motif terbaru, lanjut Nurlaili, dirinya mengeluarkan motif kerawang bungong kupi, pasalnya saat ini kopi Aceh sangat banyak peminatnya, sehingga ia ingin mengajak para pecinta sarung untuk lebih mengenal dan mencintai ciri khas kopi Aceh yang mendunia itu.
“Selain itu, juga terdapat beberapa motif lain yang dapat dipilih seperti motif matahari, bungong pala, rencong, bulat gayo, pintu Aceh,” pungkasnya.
Sejarah Kerawang Gayo
Kerawang adalah tulisan pada sebuah serpihan gerabah slip merah. Di atas gerabah tersebut terdapat ukiran berwarna merah membentuk huruf S dan X serta segitiga. Menurut arkeolog ukiran gerabah tersebut adalah peninggalan zaman neolitik 3000 tahun yang lalu.
Setelah di teliti ternyata hiruf S pada serpihan gerabah itu mirip dengan emun berangkat dalam budaya aceh tengah. Sedangkan huruf X mirip dengan ukuran tapak seleman dan segitiga mirip dengan pucuk rebung.
Kerawang gayo adalah sebutan nama motif-motif ukir pada suku gayo provinsi Aceh. Motif-motif yang terdapat pada kain khas aceh, rumah adat, bangunan-bangunan bersejarah, ayaman, gerabah adalah motif kerawang. Semakin berkembangnya zaman motif kerawang sangat berkembang dan berfariasi.
Menurut masyarakat gayo asli motif kerawang memiliki cerita yang Panjang dan unik. Masyarakat gayo meyakini nenek moyang suku gayo berkediaman atau berrumah di sekitar daerah gayo. Gayo adalah daerah dyang berada di perbukitan tinggi aceh sehingga sering di sebut dengan dataran tinggi gayo.
Fungsi Kain Kerawang Gayo
- Hitam merupakan hasil keputusan adat
- Merah sebagai tanda berani (mersik) bertindak dalam kebenaran
- Putih sebagai tanda suci dalam tindakan lahir dan batin
- Hijau sebagai tanda kejayaan dan kerajinan (lisik) didalam kehidupan sehari-hari
- Kuning sebagai tanda hati-hati (urik) dalam bertindak
Motif Kerawang Gayo
- Motif Kerawang Gayo Mata Itik
- Kerawang Gayo Pucuk Rebung
- Motif Kerawang Gayo Lues
- Motif Kerawang Gayo Emon Berangkat
- Motif Kerawang Gayo Puter Tali
- Motif Kerawang Gayo Pagar
- Motif Kerawang Gayo Ulen
- Motif Kerawang Gayo Telapak Seleman
- Motif Kerawang Gayo bunge kipes
- Motif Kerawang Gayo Leladu
- Motif Kerawang Gayo Sesirung
- Motif Kerawang Gayo Tulenni Iken
- Motif Kerawang Gayo Gegaping
- Motif Kerawang Gayo Bunge Panah
- Motif Kerawang Gayo Motif Selalu