BANDA ACEH – Andre Satria tak hanya meraih medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) Ke-21 Aceh-Sumatra Utara (Sumut) 2024. Ia juga juga memecahkan sejumlah rekor pesta olahraga empat tahunan tersebut dan nasional. Total angkatan dia hampir satu ton.
“Ini merupakan kejutan,” kata Andre yang baru saja menerima medali emas di Gedung Seuramoe Angkat Besi, Kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Selasa, 17 September 2024.
Andre merupakan lifter yang berasal Riau. Dia meraih medali emas usai sukses mencatat angkatan terberat di nomor 83 kilogram cabang olahraga (cabor) angkat berat.
Berdasarkan pantauan, Andre memulai angkatan pertama squat dengan beban 320 kilogram. Angkatan tersebut dapat dengan sempurna diangkat lifter kelahiran tahun 2001 itu.
Percaya diri dengan kekuatan, ia menambah beban untuk angkatan kedua menjadi 340 kilogram. Hasilnya atlet putra asal Riau itu kembali mampu mengangkat angkatan kedua squat.
Belum puas dengan capaian yang sudah diperoleh, Andre berupaya meningkatkan beban angkatan. Jumlah angkatan ketiga lifter berusia 22 tahun itu menjadi 350 kilogram.
Beban ini lebih tinggi dari rekor PON maupun nasional yang pernah dicatatkan M Andrias asal Papua Barat ketika di PON Ke-19 Jawa Barat 2016.
Andre membuktikan bahwa ia begitu digdaya. Rekor selama delapan tahun milik M Andrias pecah di PON Aceh-Sumut. Atlet asal Riau itu mencatatkan namanya sebagai pemegang rekor baru PON maupun nasional.
Dia coba kembali memperlihatkan kemampuannya untuk jenis angkatan bench press. Namun sayang, Andre hanya mampu mengangkat beban 220 kilogram di angkatan pertama dan 230 kilogram di angkatan kedua. Sedangkan angkatan ketiga 240 kilogram, gagal.
Rekor angkatan bench press di pesta olahraga empat tahunan yang sebelumnya dipegang Robi Sujanto dari Lampung dengan beban 220 kilogram saat PON Ke-20 Papua 2021, malah dipecahkan Viki Aryanto.
Atlet dari Lampung yang PON kali ini mendapatkan perak itu mencatat angkatan tertinggi bench press dengan beban 245 kilogram. Angkatan itu turut memecahkan rekor nasional yang juga dipegang Robi dengan beban 242 kilogram saat Pra PON Ke-20 Papua 2021.
Walau gagal menciptakan sejarah di bench press, Andre kembali memperlihatkan digdayanya untuk angkatan deadlift. Angkatan ketiga Andre dengan beban 335 kilogram, mencatatkan namanya sebagai pemecah rekor PON sebelumnya.
Rekor deadlift PON sebelumnya dipegang Robi dengan beban angkatan 285 kilogram saat pesta olahraga empat tahunan di Papua. Sedangkan rekor nasional masih dipegang M Yusuf dari Jawa Barat saat Kejuaraan Dunia 2016 di Dubai dengan beban 346 kilogram.
Di perlombaan ini, Andre mencatat angkatan squat 350 kilogram, bench press 230,5 kilogram dan deadlift 335 kilogram dengan total keseluruhan beban 915.5 kilogram. Total angkatan hampir satu ton yang dihasilkan, membuat Andre pecah rekor PON dan nasional.
Beban rekor angkatan tertinggi untuk PON sebelumnya dipegang Robi saat PON Ke-20 dengan total 835 kilogram. Sementara rekor nasional sebelumnya dipegang Yusuf saat Pra PON Jawa Barat dengan total angkatan 860,5 kilogram.
Lifter asal Riau ini tidak menyangka bila ia yang pada PON edisi sebelumnya bermain di kelas 74 kilogram dan menyumbang emas untuk Bumi Lancang Kuning, kali ini mampu memecahkan sejumlah rekor baru.
Selain masih terbilang baru di kelas 83 kilogram, sejumlah lawan seperti Viki dan Muhammad Yusuf, merupakan orang yang ia kagumi di cabor angkat berat.
“Satu panutan bench press dan satu panutan deadlift. Jadi Alhamdulillah senang bisa melawan dua orang ini,” ucap Andre.
Medali didapat Andre di pesta olahraga kali ini, bukanlah yang pertama ia sumbangkan untuk Bumi Lancang Kuning. Dia pernah menjadi yang terbaik di kelas 74 kilogram saat PON diselenggarakan di Bumi Cendrawasih.