Kecewa Dengan Keputusan NasDem, AHY: Pentingnya Etika Dalam Politik

ahy
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono saat mengumumkan serangkaian rapat internal dengan pengurus Partai Demokrat di tingkat pusat dan daerah di kantor pusat Partai Demokrat, Jakarta, Senin (04/09/2023) (Foto: Tangkapan Layar)

JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan kekecewaan mendalam dari keputusan tak terduga NasDem yang memilih menggandeng Anies Baswedan bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disapa Cak Imin.

Hal tersebut disampaikan nya saat memimpin serangkaian rapat internal dengan pengurus Partai Demokrat di tingkat pusat dan daerah, yang berlangsung di kantor pusat Partai Demokrat, Jakarta, Senin (04/08/2023).

AHY menegaskan bahwa kemarahan yang dirasakan oleh para kader Demokrat bukan semata-mata karena dirinya tidak terpilih sebagai calon wakil presiden.

“Saya tahu para kader Demokrat marah dan kecewa, marah dan kecewa bukan karena Ketumnya tidak menjadi cawapres, tapi karena perjuangan Demokrat telah dilukai oleh mereka yang tidak jujur serta melanggar komitmen dan kesepakatan. Bagi Demokrat ini sesuatu yang fundamental,” kata AHY.

AHY mengatakan dalam perjalanan menuju pemilihan presiden 2024, nilai-nilai etika dan integritas sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Menurutnya, perubahan yang mendalam perlu terjadi untuk memastikan demokrasi yang sejati tetap berdiri tegak.

“Karena demokrasi yang sejati hanya bisa terawat dan tetap eksis jika hal mendasar tadi tetap dipertahankan,” ujarnya.

Dia kemudian mengenang perjalanan saat menempuh pendidikan di TNI. AHY mengatakan nilai dan etika perwira terus dipegang teguh.

Ia juga mengenang pengalamannya selama berdinas di TNI, di mana nilai-nilai etika dan integritas merupakan landasan utama dalam menjalankan tugas.

“Hal ini adalah modal utama bagi seorang prajurit dalam mengemban tugas apapun. Dalam kondisi perang saja kami diwajibkan ketika itu untuk memaklumi etika dan tirani. Sehingga perang bukan soal kill or to be kill, bukan hanya seolah tentang menang atau kalah, tapi juga soal cara untuk bisa memenangkan peperangan tersebut,” jelasnya.

“Begitu juga berpolitik, saya rasa rakyat Indonesia sepakat untuk berpolitik secara beretika,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *