JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika, (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa Proyek satelit Hot Backup Satellite (HBS) saat dalam status dihentikan. Keputusan ini diambil oleh Satuan Tugas (Satgas) BAKTI Kominfo, yang juga bertanggung jawab dalam menyelesaikan pembangunan 5000 Base Transceiver Station (BTS) untuk wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Keputusan untuk menghentikan proyek ini telah diambil. Tim Satgas (BAKTI) Kominfo memutuskan bahwa itu perlu dihentikan,” kata Budi di Kementerian Kominfo, Jakarta, Jumat (20/10/2023).
Lebih lanjut ia mengatakan, pada awalnya satelit HBS dijadwalkan meluncur ke angkasa pada akhir 2023 dan mengisi slot orbit 113 Bujur Timur (BT). Proyek ini telah disiapkan sejak tahun 2021 dengan Konsorsium Nusantara Jaya sebagai mitra yang bertanggung jawab.
Pada praktiknya perusahaan asal AS, Boeing, seharusnya memproduksi satelitnya, dan SpaceX telah dipercayakan untuk meluncurkannya dengan roket Falcon 9.
HBS seharusnya memiliki kapasitas sebesar 80 Gbps dan berfungsi sebagai satelit cadangan jika Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 mengalami kendala.
Dalam rencana pembangunannya, kata Budi, HBS direncanakan memiliki tujuh stasiun bumi yang tersebar di Indonesia, termasuk Banda Aceh, Bengkulu, Cikarang, Gresik, Banjarmasin, Tarakan, dan Kupang.
Jaringan internet yang dihasilkan oleh HBS seharusnya melayani sekitar 3.700 layanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit, 3.000 pos layanan keamanan TNI dan Polri untuk mendukung administrasi, serta 47.900 kantor pemerintah di tingkat desa, kelurahan, dan kecamatan.
Tidak seperti laporan sebelumnya pada Selasa, 17 Oktober 2023, di mana proyek tersebut tidak disebutkan telah dihentikan, laporan saat ini mengkonfirmasi penghentian pengerjaannya.
Saat ditanya mengenai nasib slot orbit yang seharusnya diisi oleh HBS, Budi mengarahkan awak media untuk menanyakan pada Satgas BAKTI Kominfo.
“Untuk pertanyaan teknis mengenai slot orbit, mohon tanyakan langsung kepada Satgas, bukan kepada saya,” kata Budi.