NAGAN RAYA – Sekretaris Daerah (Sekda) Nagan Raya, Ardimartha, memaparkan data terkini terkait indikator kependudukan di kabupaten setempat. Laju pertumbuhan penduduk tercatat sebesar 1,83 persen pada 2020 menurut data Sensus Penduduk.
Total Fertility Rate (TFR) berada di angka 2,6 pada 2023 berdasarkan pendataan keluarga, dengan Age Specific Fertility Rate (ASFR) kelompok usia 15-19 tahun sebesar 21,6, dan Indeks Pembangunan Keluarga (IBANGGA) sebesar 63,94 pada pendataan keluarga 2023.
“Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kami mencapai 72,15 menurut data BPS Nagan Raya,” papar Ardimartha, Kamis, 8 Agustus 2024.
Hal itu disampaikan Ardimartha peringatan ke-31Hari Keluarga Nasional (Harganas) tingkat Provinsi Aceh 2024, yang berlangsung di Nagan Raya.
Dikatakannya, waktu yang tersisa di 2024, upaya harus difokuskan pada intervensi terhadap Keluarga Berisiko Stunting (KRS) guna mencegah atau setidaknya mengurangi potensi kelahiran anak stunting baru.
Dikatakan Ardimartha, intervensi yang dilakukan melibatkan berbagai pihak dan sektor di semua tingkatan, baik tingkat kabupaten, kecamatan, maupun desa.
Sebagai Ketua Tim Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting, sejak awal dirinya telah berupaya menggalang berbagai potensi dari organisasi profesi, organisasi keagamaan, civitas akademika, pihak swasta, media, serta pemerintahan daerah.
“Bekerja secara sinergis dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi intervensi secara berkala,” jelas Ardimartha.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Zulkifli, berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah hadir dan mendukung peringatan Harganas 2024.
Ia menjelaskan Harganas merupakan wujud komitmen pemerintah, dalam merevitalisasi peran keluarga untuk mengatasi berbagai persoalan yang menghambat pembangunan.
Peringatan Harganas tahun ini difokuskan pada isu prioritas, yaitu stunting, yang masih menjadi tantangan besar di Aceh dengan angka prevalensi 29,4 persen berdasarkan data SKI 2023.
Dalam lima tahun terakhir, Pemerintah Aceh telah melihat penurunan signifikan angka stunting dari 41,5 persen pada tahun 2013 menjadi 29,4 persen pada tahun 2023.
“Meskipun progres ini patut diapresiasi, kita harus terus bekerja keras agar angka prevalensi stunting di Aceh dapat turun di bawah 20% sesuai rekomendasi WHO,” imbuhnya.
Zulkifli mengajak semua pihak terkait meningkatkan peran dalam pembangunan keluarga dan pencegahan stunting, serta kinerja pengelola dan petugas Bangga Kencana.