BANDA ACEH – Kepala Divisi Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh Afifuddin Acal, menyatakan bahwa kerusakan hutan yang semakin meluas menjadi penyebab utama banjir di beberapa kabupaten di Aceh.
“Kabupaten yang sering banjir merupakan daerah yang tingkat kerusakan hutan masif,” Kata Afifuddin, Selasa (21/11/2023).
Afifuddin menjelaskan bahwa akhir tahun di Aceh ditandai oleh tingginya intensitas hujan, dan kondisi lingkungan yang rentan, memicu bencana seperti banjir bandang dan longsor.
Ia menegaskan bahwa pohon besar yang biasanya menyerap air telah ditebang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab demi keuntungan pribadi, menyebabkan banjir bandang.
“Penegak hukum harus serius memberantas penebangan liar, karena itu kejahatan lingkungan yang luar biasa. Ada banyak dampaknya, baik itu banjir, perubahan iklim dan lainnya,” ujar Afifuddin.
Afifuddin mengatakan perlunya campur tangan pemerintah dalam menyusun langkah mitigasi yang terintegrasi, terutama dalam Revisi Qanun RT/RW Aceh, yang mencakup upaya mitigasi bencana secara menyeluruh dan partisipatif.
“Stop tebang pohon secara ilegal. Hentikan penggunaan lahan yang masuk hutan lindung, baik itu perkebunan, perkantoran, jalan maupun infrastruktur lainnya,” tegas Afifuddin.
Afifuddin mendesak pemerintah untuk mengedukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana, sehingga tidak ada lagi korban saat bencana alam seperti banjir.