Dukung Tekan Angka Stunting, DKP Aceh Galakkan Gemarikan

dkp aceh
Sub Koordinator Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan DKP Aceh, Fitriani, S.Pi., M.Si, saat dijumpai Situasi.co.id diruang kerjanya pada Kamis 30 November 2023. (Foto: Situasi.co.id/IRJ)

BANDA ACEH – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh sepenuhnya berkomitmen mendukung program Pemerintah yang bertujuan untuk menekan angka Stunting di Aceh.

Salah satu program unggulan Pemerintah Aceh melalui DKP adalah Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), yang bertujuan tidak hanya mengatasi Stunting tetapi juga inflasi dan penurunan angka kemiskinan.

Hal tersebut, disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, Aliman, S.Pi., M.Si, melalui Sub Koordinator Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan DKP Aceh, Fitriani, S.Pi., M.Si, saat dijumpai Situasi.co.id diruang kerjanya, Minggu (26/11/2023).

Sub Koordinator Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan DKP Aceh, Fitriani, S.Pi., M.Si menjelaskan, bahwa Gemarikan telah memberikan dampak luar biasa dengan terjadi penurunan kasus Stunting. Langkah ini, sesuai dengan arahan Presiden RI, Jokowi dan Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki untuk menangani Stunting secara serius.

Tak hanya itu, kata Fitriani, DKP Aceh juga aktif dalam mengkampanyekan gemar makan ikan, khususnya kepada anak-anak dan ibu hamil. Hal tersebut, untuk meningkatkan kualitas hidup selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Dalam mengimplementasikan Gemarikan, Fitriani menekankan bahwa program ini tidak hanya berhasil menurunkan kasus Stunting tetapi juga meningkatkan konsumsi ikan di Aceh.

“Kami fokus pada Gemarikan sebagai bagian dari gaya hidup sehat, di mana masyarakat semakin menyadari pentingnya asupan protein dari ikan,” ujar Fitriani dalam menekankan hal itu.

Fitriani juga menambhakan, DKP Aceh memainkan peran proaktif dalam meningkatkan konsumsi ikan dan mengubah perilaku masyarakat terhadap pola makan yang lebih seimbang.

kadis dkp aceh
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Aliman, didampingi Kadis Pangan Kota Banda Aceh, Dr Syansul Bahri, saat menyerahkan bantuan ikan beku segar, kepada seorang di Gampong Peuniti, Banda Aceh.

“Program Gemarikan telah berlangsung lama, merangkul beberapa kabupaten/kota di Aceh, memberikan kontribusi positif pada pola konsumsi yang lebih sehat,” tambah Fitriani.

Hingga saat ini, Fitriani melaporkan bahwa DKP Aceh melakukan distribusi produk olahan ikan dan puluhan ton ikan segar beku secara gratis kepada keluarga miskin yang memiliki bayi, balita dan ibu hamil di seluruh Aceh.

“Program Gemarikan memangkas laju Stunting dan juga dapat menekan inflasi di daerah tersebut,” laporan Fitriani.

Meski demikian, Fitriani juga berharap, agar anggaran pencegahan dan penurunan angka Stunting melalui Gemarikan dapat dievaluasi kembali oleh Pemerintah untuk tahun 2024 yang akan datang.

“Kami berharap anggaran untuk tahun 2024 dapat dievaluasi agar program Gemarikan dapat menjangkau seluruh kabupaten/kota di Aceh untuk mencegah laju Stunting,” ujarnya.

Fitriani juga menekankan bahwa Gemarikan tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan masyarakat tetapi juga memberikan kontribusi positif dalam mengurangi angka kemiskinan.

“Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan tidak hanya memengaruhi kesehatan masyarakat tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal,” imbuhnya.

Meski demikian, Fitriani menyadari, bahwa perubahan positif dalam mengatasi Stunting, meningkatkan konsumsi ikan dan mengurangi angka kemiskinan bukanlah hasil instan. Oleh karena itu, DKP Aceh berkomitmen untuk menjalani perjalanan panjang ini dengan kesabaran, kolaborasi dan komitmen bersama.

Fitriani menyampaikan harapannya bahwa Gemarikan tidak hanya menjadi inisiatif sementara tetapi juga menjadi bagian integral dari gaya hidup dan budaya masyarakat Aceh.

“Masyarakat diharapkan tidak hanya gemar makan ikan sebagai respons terhadap program, tetapi menjadikannya sebagai kebiasaan sehari-hari yang berdampak positif pada kesehatan dan kesejahteraan mereka,” pungkasnya.

dkp-aceh-barat
Masyarakat mendapatkan bantuan ikan segar beku dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Barat di Meulaboh.

Sebelumnya, DKP Aceh telah menyalurkan sebanyak 17. 569 Ton Ikan Segar Beku ke Tujuh Kabupaten/Kota di Aceh.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Aliman SPi, MSi menyatakan, dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan masalah Stunting, Inflasi dan kemiskinan di Aceh, Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, pada tahun anggaran 2023 telah memprogramkan penyaluran ikan beku segar secara gratis kepada penduduk miskin yang memiliki bayi, balita dan ibu hamil.

“Ikan dencis segar beku yang kita salurkan 300 karton, atau 3 ton di Gampong Peuniti Kota Banda Aceh ini, adalah bagian dari program penanggulangan penurunan angka stunting, inflasi dan kemiskinan di Aceh,” kata Aliman, pada acara Penyaluran Bantuan Ikan Segar Beku dari Pemerintah Aceh di Gampong Peuniti, Kota Banda Aceh pada, Selasa (06/06/2023)

Aliman juga menjelaskan, bahwa penyaluran bantuan ikan segar beku kepada penduduk miskin yang miliki bayi, balita dan ibu hamil, yang dilaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, merupakan programnya Pemerintah Aceh.

Ikan segar beku tersebut, diperuntukan untuk meningkatkan dan penambahan gizi bagi anak bayi, balita dan ibu hamil, agar anak yang dilahirkan nanti, memiliki gizi yang cukup, sehingga pertumbuhan tubuh bayi dan tubuh balita berkembang secara normal, tidak pendek dan kurus.

Sumber dana pengadaan ikan beku segar itu dari APBA 2023. Sedangkan pengadaan sumber ikan segar bekunya, dari perusahaan lokal yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), Kutaradja Lampulo, Kota Banda Aceh.

Penyaluran 300 karton atau 3 ton ikan segara beku yang dibagikan secara gratis kepada 300 KK penduduk miskin yang miliki bayi, balita dan ibu hamil di Gampong Peuniti, Kota Banda Aceh ini, merupakan yang ke enam, dari tujuh daerah yang menjadi sasaran penyaluran ikan segar beku tersebut.

Tujuh daerah penerima bantuan ikan segar gratis dari Pemerintah Aceh tersebut, adalah Banda Aceh sebanyak 3 ton (300 karton/1 karton = 10 Kg), Aceh Besar 1.857 karton, Kota Lhokseumawe 2.928 karton, Kota Meulaboh/Aceh Barat 2.000 karton, Calang/Aceh Jaya 1.928 karton, Pijay 2.928 karton dan Takengon/Aceh Tengah 2.928 karton, sehingga total ikan segar beku yang dibagikan sebnyak 17.569 karton, atau 17,5 ton ikan segar beku.

Untuk diketahui, Daerah penerima bantuan ikan segar beku gratis tersebut adalah daerah yang angka Stunting tergolong tinggi, kemudian angka inflasi kelompok makanan dari komoditi ikannya cukup tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *