BANDA ACEH – Anjungan Kabupaten Pidie menampilkan Kopi Liberika di Pekan Kebudayaan Aceh (PKA)-8 yang merupakan ragam hasil alam yang melimpah.
Tepat di bagian samping Anjungan Kabupaten Pidie, tersedia warung kopi untuk para pengunjung yang ingin melepaskan dahaga dengan nama warung kopi H2E asal Tangse, Kabupaten Pidie.
Barista warung kopi H2E, Mukhlis mengatakan, ada beberapa jenis kopi yang tersedia di lapaknya, tetapi yang paling berbeda adalah Kopi Liberika.
Menurutnya, Kopi Liberika ramai digemari masyarakat, khususnya pengunjung PKA-8. Pasalnya, Kopi Liberika Tangse memiliki cita rasa yang kuat.
Kata dia, pertama kali diteguk terdapat terasa pahit, tetapi lama-kelamaan akan ditemukan rasa buah nangka.
“Tapi bukan campuran nangka, hanya aromanya saja,” kata Mukhlis di Taman Ratu Safiatuddin, Jumat (10/11/2023).
Kabupaten Pidie menjadi satu-satu kawasan di Aceh yang memproduksi Kopi Liberika. Meski kopi liberika belum setenar Arabika dan Robusta Gayo, tetapi penjualan kopi ini terus meningkat.
“Kita pernah mengirim kopi ini hingga ke Batam,” sebutnya.
Kemudian Ia menuturkan, Kopi Liberika digandrungi para petani di Tangse. Untuk mendapatkan kopi jenis tersebut. Kopi liberika ia dapatkan dengan membeli langsung dari petani lalu digiling oleh pihak H2E Kopi dan dikemas. Setelah itu dipasarkan ke warung-warung di daerah setempat.
Untuk harganya sendiri, kata dia, hanya Rp15 ribu hingga Rp45 ribu, tergantung ukuran.
“Ini aman untuk lambung dan tidak bikin kembung,” ungkapnya.
Setelah enam hari berjualan di PKA-8, Mukhlis mengaku telah menghabiskan hingga 1,5 kilogram kopi liberika. Sementara, untuk kemasan yang telah terjual mencapai 5 kilogram.