JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memprediksikan angka kasus positif cacar monyet atau monkeypox di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat. Bahkan, diperkirakan tembus mencapai 3.600 kasus dalam setahun.
“Dalam pertemuan kemarin, kami berdiskusi dengan para epidemiolog yang menggunakan data dari Inggris, dan mereka memperkirakan bahwa jumlah kasus di Indonesia bisa mencapai sekitar 3.600 orang dalam setahun,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (28/10/2023).
Maxi juga mengingatkan bahwa lonjakan kasus ini bisa terjadi jika Indonesia tidak mengambil langkah-langkah intervensi yang tepat. Terutama, penting untuk meningkatkan edukasi masyarakat, yang dimana mereka termasuk dalam kelompok rentan, seperti lelaki yang berisiko terpapar penyakit ini.
“Kami mendorong pentingnya edukasi mengenai kebersihan dan kesehatan, serta pentingnya menghindari hubungan seksual jika ada gejala, atau menggunakan metode yang aman jika melakukan hubungan seksual,” tambahnya.
Maxi juga mengingatkan bahwa Indonesia relatif beruntung karena varian cacar monyet yang muncul belakangan ini cenderung lebih ringan.
“Rata-rata tingkat kematian akibat kasus ini, pada saat ini masih stabil, dan virus ini sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya jika sistem kekebalan tubuh baik,” ujar Maxi.
Menurut data Kementerian Kesehatan hingga Rabu lalu, jumlah total kasus cacar monyet di DKI Jakarta sudah mencapai 15 orang, dengan 14 pasien masih dalam kondisi aktif.
Selama dua pekan terakhir, Maxi mencatat bahwa kasus positif terus bertambah, dengan penambahan sekitar 2-3 pasien setiap hari.
“Setiap harinya kita mencatat peningkatan sekitar 2-3 kasus,” katanya.
Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa upaya penanggulangan, termasuk surveilans, terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus Mpox, dan pemantauan kondisi pasien.
Selain itu, Kemenkes juga telah memulai program vaksinasi Monkeypox, terutama di antara populasi yang paling berisiko. Kriteria penerima vaksin Monkeypox adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis, baik dengan atau tanpa status ODHIV. Vaksinasi dimulai pada Selasa, 24 Oktober 2023, dengan target sekitar 447 orang.
Vaksinasi dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, termasuk klinik Carlo serta puskesmas di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat.