BIREUEN – Aliansi Mahasiswa Bireuen menggelar aksi demo penolakan imigran Rohingya, di depan kantor bupati setempat, Jumat (22/12/2023).
Ratusan massa dari berbagai lintas organisasi mahasiswa tersebut berlangsung sekitar pukul 09.30 WIB. Mereka bergerak dari lapangan sepak bola Cot Gapu menuju gerbang kantor bupati.
“Kami desak UNHCR, IOM dan Imigrasi segera memindahkan imigran Rohingya di Gedung SKB Bireuen,” kata Koordinator Lapangan, Rizki.
Rizki menambahkan, massa juga meminta aparat Kepolisian mengusut tuntas dugaan tindak pidana perdagangan orang khususnya terhadap imigran Rohingya itu.
Selanjutnya, mendesak Bupati Bireuen meminta pemerintah pusat mencabut Peraturan Presiden nomor 125 tentang penanganan Pengungsi dari Luar Negri.
“Mendesak pernyataan dan sikap dari Kepala Dinas Sosial, ketenagakerjaan menolak tegas kehadiran etnis Rohingnya di Bireuen,” ujar Rizki.
Dikatakan Rizki, pihaknya memberikan waktu kepada Penjabat Bupati selama sepekan untuk memindahkan 36 imigran Rohingya dari gedung SKB Bireuen.
Rizki mengatakan bahwa pemerintah dan PJ Bupati memiliki satu minggu untuk memindahkan 36 pengungsi Rohingya di Gedung SKB Bireuen.
“Jika petisi tak diindahkan dan pengungsi belum dipindahkan, kami akan datang lebih banyak lagi,” ucap Rizki.
Setelah beberapa saat berorasi, mahasiswa diizinkan bertemu dengan Pj BUpati Bireuen, Aulia Sofyan. Sekaligus, menandatangani petisi dibawa pendemo.
“Kita usahakan imigran Rohingya sesegera mungkin dipindahkan dari Bireuen. Kita tidak bisa mengambil kebijakan sendiri, karena harus secara nasional,” tutur Aulia Sofyan.