BANDA ACEH – Sukses dalam mewujudkan Merdeka Belajar di Era Transformasi Digital tidaklah mudah. Terlebih pendidikan Indonesia perlu didorong untuk mencetak Generasi Emas.
Hal tersebut, disampaikan tokoh Lembaga Pendidikan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT-PBNU) Rizqon Halal Syah Aji, Ph.D dalam kuliah umum yang diselenggarakan di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Aceh, dengan tema “Transformasi Digitalisasi dan Peningkatan Kualitas Mahasiswa Menuju 5.0”, Senin (20/11/2023).
Rizqon juga menjelaskan, mengapa transformasi digital di dunia pendidikan menjadi suatu keharusan. Dan mengapa harus Era 5.0?. Salah satu yang disoroti Rizqon terkait manfaat utama digitalisasi kampus, yang pertama adalah aksesibilitas mudah bagi mahasiswa. Sistem e-learning dan ruang belajar online memungkinkan mahasiswa mengakses materi kapanpun dan dimanapun, memudahkan proses pembelajaran, terutama dalam situasi pandemi.
“Jadi kenapa Transformasi Digital? Mengapa Harus Era 5.0? Karena Manfaatnya jelas, untuk kita meraih berkah dan maslahat yang luas. Digitalisasi Kampus sudah pasti akan Meningkatkan Efisiensi dan Kreativitas Mahasiswa,” ungkap Rizqon yang juga Wakil Ketua Simposium Digitalisasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama.
Digitalisasi kampus juga menurut Rizqon membawa kemudahan dalam penerimaan mahasiswa baru dan pembayaran online. Proses seleksi dapat dilakukan secara cepat dan akurat, sementara mahasiswa mendapatkan pengumuman kelulusan dengan cepat. Pengelolaan data akademik dan non-akademik yang terintegrasi, serta permohonan administrasi yang efektif, menjadi langkah maju dalam mendukung efisiensi administratif.
Kemudian, ungkap Rizqon, bahwa pentingnya update informasi secepat kilat juga dibahas, di mana pengumuman beasiswa dan kesempatan magang dapat disampaikan kepada mahasiswa melalui digitalisasi kampus. Hal ini tidak hanya mempersingkat waktu, tetapi juga meminimalkan penggunaan kertas dan beban pengajar.
Sehingga, pertukaran mahasiswa sebagai bagian dari belajar merdeka di era digital. Mahasiswa memiliki hak untuk merdeka belajar di luar program studi dan universitas memiliki kewajiban untuk memfasilitasi hal ini dengan menyusun kebijakan, membuat dokumen kerjasama, dan menyediakan fasilitas.
“Oleh karena itu digitalisasi memberikan kita kesempatan yang luas. Bisa Pertukaran Mahasiswa, Merdeka Belajar di Luar Program Studi Kualitas, sampai meningkatkan Kualitas Angkatan Kerja bangsa ini,” tambahnya.
Rizqon menekankan, bahwa kualitas sistem pendidikan suatu negara adalah penentu utama kualitas angkatan kerja. Transformasi digital menjadi kunci untuk mencetak generasi emas yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Dengan implementasi digitalisasi kampus, tidak hanya efisiensi administratif yang tercapai, tetapi juga kreativitas mahasiswa yang dapat ditingkatkan. Selain itu, pemikiran terbuka terhadap pertukaran mahasiswa di luar program studi menciptakan ruang bagi mahasiswa untuk merdeka belajar secara lebih luas.
“Digitalisasi kampus bukan hanya sebuah transformasi, tetapi suatu evolusi menuju pendidikan yang lebih adaptif dan responsif terhadap perkembangan zaman!,” pungkas Rizqon yang juga merupakan Dosen Ekonomi Pembangunan di UIN Jakarta.
Senada dengan Rizqon, Wakil Ketua 1 STISNU Aceh, Dr. Fakhrul Rijal, MA juga terus mendorong civitas akademika di kampus tersebut dan di Aceh secara luas, untuk terus memanfaatkan berbagai peluang dari digitalisasi.
Fakhrul juga berharap, dengan kegiatan tersebut diharapkan kepada seluruh civitas akademika STISNU Aceh agar terciptanya suatu kurikulum dan lingkungan pendidikan yang fleksibel terhadap disrupsi teknologi, penerapan otomatisasi, artificial intelegent, big data, internet of think dan lain sebagainya.
“Dengan memanfaatkan digitalisasi, akan menghasilkan lulusan yang mampu beradaptasi dengan revolusi industri 5.0 dari STISNU Aceh!,” pungkas.