T. Reza Fahlevi: Pentingnya Dukungan, Partisipasi Aktif dan Kerjasama Dalam Upaya Penurunan Stunting

fahlevi
ekretaris Daerah Kabupaten Aceh Jaya, T. Reza Fahlevi, MM. (Foto: Situasi.co.id/KRM)

BANDA ACEH – Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya menggelar kegiatan Manajemen Audit Kasus Stunting Tingkat Kabupaten Aceh Jaya. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Jaya, T. Reza Fahlevi, MM, Minggu (26/11/2023).

Dalam sambutannya, T. Reza Fahlevi menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Aceh Jaya. Pada tahun 2022, angka prevalensi stunting di Kabupaten Aceh Jaya telah turun sebesar 19%.

“Dengan kerja keras bersama, kita memiliki harapan untuk menjadi yang terbaik dalam penanganan stunting melalui Survei Kesehatan Indonesia 2023. Data EPPGBM menunjukkan angka prevalensi stunting di Aceh Jaya telah mencapai sekitar 10%,” ujar T.Reza Fahlevi.

T. Reza Fahlevi juga menekankan pentingnya dukungan, partisipasi aktif, dan kerjasama yang kuat dari semua pihak dalam upaya penurunan stunting.

“Kegiatan Manajemen Audit Kasus Stunting ini merupakan langkah strategis kita dalam mentransmisikan dan meningkatkan efektivitas program-program yang telah kita jalankan sebelumnya,” kata T. Reza Fahlevi.

Dalam kegiatan ini, peserta akan mengeluarkan hasil dari program-program tahap sebelumnya, mengidentifikasi kendala-kendala yang menghadang, dan merancang langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

“Kita harus fokus pada pendekatan yang komprehensif, termasuk edukasi, akses terhadap gizi yang seimbang, pelayanan kesehatan yang berkualitas, serta pemantauan dan evaluasi yang cermat,” ujar T. Reza Fahlevi.

T. Reza Fahlevi berharap bahwa kegiatan ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang permasalahan stunting di wilayah Kabupaten Aceh Jaya, serta menjadi ajang kolaborasi yang kuat antara semua pihak terkait.

aceh jaya

“Mari kita bersama-sama berupaya memberdayakan tenaga, karena hanya melalui kerja sama yang solid dan kepedulian kita semua, kita dapat mewujudkan Aceh Jaya bebas stunting,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala DPMPKB Aceh Jaya, Sulaiman, S.Sos., turut menyampaikan Berbagainya. Ia menyampaikan bahwa audit kasus stunting adalah kegiatan penting untuk mengidentifikasi risiko dan penyebab risiko stunting pada kelompok sasaran.

“Audit kasus stunting ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko stunting pada kelompok sasaran, sehingga kita dapat melakukan pencegahan dan perbaikan tata laksana kasus serupa. Selain itu, audit kasus stunting juga dapat memberikan rekomendasi penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus serupa,” ujar Sulaiman.

Hasil EPPGBM dari Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa terdapat 634 orang anak yang mengalami stunting di Kabupaten Aceh Jaya. Oleh karena itu, hari ini kita akan mengidentifikasi anak stunting yang layak dilakukan audit.

Selain itu, dengan kehadiran para Kapus, Bikor, dan PKB, kita dapat mendapatkan data calon pengantin, ibu hamil, dan ibu bersalin yang akan kita lakukan audit,” pungkas Sulaiman.

Sulaiman berharap kegiatan ini dapat menghasilkan rekomendasi yang konkret untuk mengatasi masalah stunting di Kabupaten Aceh Jaya.

“Dengan kerja keras dan kolaborasi yang kuat dari semua pihak, saya yakin kita dapat mewujudkan Aceh Jaya bebas stunting,” pungkasnya.

Turut disampaikan oleh Kepala DPMPKB, Kepala Dinas Kesehatan, Direktur RSUD Teuku Umar, Perwakilan Kementerian Agama Kabupaten Aceh Jaya, para Camat dalam lingkup Kabupaten Aceh Jaya, para Ketua PKK Kecamatan dalam lingkup Kabupaten Aceh Jaya, Perwakilan Ketua DWP, para Narasumber dan unsur terkait lainnya.

ilustrasi balita stunting rentan
Ilustrasi balita stunting rentan.

Dulu Masuk 10 Besar, Angka Stunting di Aceh Jaya Kini Terendah di Aceh

Angka stunting di Aceh Jaya disebut turun drastis dan menjadi yang terendah di Provinsi Aceh. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat akan terus memeriksa kondisi anak-anak di daerah tersebut lewat program ‘Kejar Timbang’.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang dirilis Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Aceh Jaya yakni 19,9 persen, angka tersebut terendah di Aceh. Sedangkan prevalensi stunting Provinsi Aceh 31,2 persen.

Daerah tertinggi prevalensi stunting di Tanah Rencong yakni Subulussalam 47,9 persen, Aceh Utara 38,3 persen, Pidie Jaya 37,8 persen.

Sementara bila dilihat data SSGI 2021, prevalensi balita stunting di Aceh Jaya adalah 33,7 persen atau masuk 10 besar angka stunting tertinggi di Tanah Rencong. Penurunan angka stunting di Aceh Jaya dari 2021 hingga 2022 disebut tertinggi yakni 13,8 persen.

“Kegiatan Kejar Timbang kita lanjutkan di tahun 2023 ini sehingga total anak di Aceh Jaya itu sudah kita periksa. Angka stunting di Aceh Jaya saat ini sudah di atas target nasional. Di Aceh Jaya sudah 12 persen angka stunting,” kata Pj Bupati Aceh Jaya Nurdin.

Menurutnya, penurunan angka stunting di Aceh Jaya dilakukan lewat program berkelanjutan yakni Gerakan Bangkit Generasi Aceh Jaya (Gerbang Raja). Melalui program itu, Pemkab disebut mengidentifikasi desa dengan kasus stunting kemudian diturunkan tim penanganan.

Nurdin menjelaskan, penanganan stunting juga dilakukan lewat program Posyandu, kelas gizi desa serta mengedukasi anak-anak. Selain itu juga menimbang anak-anak yang ada di daerah tersebut.

“Kejar Timbang kita lakukan untuk memastikan anak-anak di Aceh Jaya sudah terdata kemudian kita periksa kondisi pertumbuhannya dan Insya Allah dengan Kejar Timbang kita bisa memastikan semua anak di Aceh Jaya sudah tertangani dengan baik,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *