BANDA ACEH – Kaki gajah atau filariasis merupakan salah satu kondisi yang perlu diwaspadai karena sering kali tidak menimbulkan gejala dan baru terdeteksi saat sudah parah. Dengan mengetahui penyebab kaki gajah, penanganan pun dapat dilakukan sedini mungkin.
Kaki gajah sering kali ditemukan di negara-negara beriklim tropis, termasuk Indonesia. Meski sebagian besar penderita kaki gajah tidak menunjukkan gejala, penyakit ini dapat menyebabkan pembengkakan pada anggota tubuh, bahkan kecacatan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue mengumumkan penemuan kasus penyakit kaki gajah (Filariasis) pada seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kecamatan Salang, kabupaten Simeulue, Aceh.
Penderita kaki gajah itu dialami seorang anak laki-laki berusia 13 tahun, saat ini mengalami pembengkakan pada kedua kakinya. Kasus ini teridentifikasi setelah keluarga melakukan uji lab darah, yang menghasilkan positif terjangkit penyakit kaki gajah.
Hal tersebut, disampaikan penjabat fungsional Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan kabupaten Simeulue, Revita Devayan, saat dikonfirmasi Situasi.co.id, pada Rabu (13/12/2023).
Revita Devayan menyatakan, bahwa Dinas Kesehatan Simeulue telah melaporkan kejadian ini kepada Kementerian Kesehatan. Kementerian Kesehatan telah merespons dengan mengirimkan obat-obatan yang diharapkan dapat mencegah pembengkakan yang semakin parah pada kaki penderita.
“Hingga kini, Kementerian Kesehatan telah mengirimkan obat untuk penderita kaki gajah, dan akan segera diberikan agar dapat mencegah semakin memburuknya kondisi kaki penderita penyakit ini,” kata Revita Devayan.
Puskesmas Salang, yang merupakan bagian dari Dinas Kesehatan Simeulue, akan terus memantau perkembangan kondisi pelajar tersebut. Upaya ini dilakukan untuk memastikan penderita mendapatkan perawatan yang optimal.
Revita Devayan juga menyampaikan keprihatinan terkait potensi penularan penyakit melalui gigitan nyamuk. Mengingat kasus terakhir penyakit kaki gajah di Simeulue terjadi pada tahun 2018, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama dalam pembersihan bak air dan selokan.
“Kita sangat khawatir adanya penularan yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran untuk melakukan pembersihan bak air maupun pada selokan,” jelas Revita Devayan.
Pemerintah Kabupaten Simeulue diharapkan dapat mengambil langkah serius terkait penemuan kembali penyakit kaki gajah pada seorang pelajar. Penyakit ini merupakan jenis penyakit yang sudah langka, dan tindakan cepat diperlukan untuk menghindari penyebaran lebih lanjut di masyarakat.
Filariasis atau yang lebih dikenal dengan kaki gajah, adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing gelang. Cacing yang seperti benang hidup pada sistem limfatik (kelenjar getah bening) manusia, mempengaruhi sistem imun tubuh dan menyebabkan infeksi.
Kaki gajah dapat memberikan akibat jangka panjang. Anda dapat mengalami nyeri atau pembengkakan bagian tubuh pada waktu yang lama, serta kehilangan kemampuan seksual
Apa saja tanda-tanda dan gejala kaki gajah?
Kaki gajah hampir tidak menyebabkan gejala pada tahap awal. Infeksi biasanya menyerang kaki, namun juga dapat menyerang bagian lainnya seperti lengan, dada, dan alat kelamin. Gejala dapat muncul dalam beberapa tahun hingga akhirnya disadari.
Bagian tubuh yang terinfeksi akan membengkak dan kehilangan fungsi secara bertahap akibat infeksi pada sistem limfatik (lymphedema). Anda mungkin akan mengalami infeksi bakteri pada kulit dan sistem limfatik. Kulit Anda akan menjadi keras dan menebal (yang juga disebut elephantiasis).
Pada pria, infeksi dapat menyebabkan pembengkakan dan hidrokel (retensi cairan tubuh) pada skrotum.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Penyebab kaki gajah?
Kaki gajah disebabkan oleh cacing berukuran mikroskopik dan dapat ditularkan dari orang ke orang lain melalui gigitan nyamuk. Cacing berukuran mikroskopik tersebut dapat masuk dan menginfeksi nyamuk saat nyamuk menggigit dan membawa cacing ke orang lain. Cacing ini akan melalui kulit, kepala pembuluh getah bening, dan menyebabkan infeksi.