BANDA ACEH – TP PKK Aceh siap berkontribusi pada upaya Pemantapan Wawasan Kebangsaan dan Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN).
Hal tersebut disampaikan oleh Pj Ketua TP PKK Aceh Mellani Subarni, selaku Narasumber pada kegiatan Pemantapan Wawasan Kebangsaan dan Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) bagi Pengurus TP PKK, yang digelar di Aula Badan Kesbangpol Aceh, Senin (8/7/2024).
Sebagai mitra strategis pemerintah, Mellani meyakini, PKK melalui program pokok yang terdapat di Pokja I, yang berkaitan dengan upaya membangun nilai-nilai kebangsaan dan kemandirian masyarakat yaitu Penghayatan Pengamalan Pancasila dalam PKK, merupakan program yang sangat sejalan dengan upaya memperkuat pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional.
“Melalui Pokja I, PKK siap berkontribusi pada upaya pembentukan nilai-nilai sosial, budaya, dan moral yang kuat dalam membentuk masyarakat yang berbudaya, mandiri dan berkepribadian Pancasila. Kader PKK yang sebagian besar terdiri dari kaum ibu, yang juga merupakan madrasah bagi anak-anaknya, dapat menjadi sosok yang penting dalam menanamkan kesadaran bela negara di dalam keluarga,” ujar Mellani.
Dalam pemaparannya Mellani menjelaskan, memahami Bangsa Indonesia harus melibatkan pemahaman tentang berbagai aspek yang membentuk identitas dan karakteristik masyarakat Indonesia, yaitu keanekaragaman Budaya, Agama dan Kepercayaan, Bahasa, Sejarah dan Warisan, Politik dan Sosial, Ekonomi dan Kemajuan, Nilai-Nilai Budaya, dan Letak Geografis.
“Memahami Bangsa Indonesia melampaui sekadar faktor geografis atau politik, karena untuk memahami Bangsa Indonesia harus pula melibatkan penghargaan terhadap kekayaan budaya, sejarah, nilai-nilai sosial, dan tantangan yang dihadapi dalam upaya menuju masa depan yang lebih baik,” kata Mellani.
Sedangkan Wawasan Kebangsaan adalah pemahaman yang mendalam dan menyeluruh tentang berbagai aspek kehidupan bangsa dan negara, yang meliputi sejarah, budaya, politik, ekonomi dan sosial. Secara lebih spesifik, wawasan kebangsaan mencakup pemahaman tentang Sejarah Bangsa, Kebudayaan, Pancasila dan Ideologi Negara,,Konstitusi dan Hukum Negara, Kesadaran Nasional, dan Kewarganegaraan yang Bertanggung Jawab.
“Wawasan kebangsaan merupakan bagian integral dari pembentukan identitas dan karakter Bangsa Indonesia yang kuat, serta menjadi landasan untuk menjaga persatuan dan keutuhan negara, di tengah dinamika globalisasi dan modernisasi,” kata Mellani.
Oleh karena itu, sambung Mellani, peningkatan wawasan kebangsaan menjadi penting dalam membentuk sikap dan perilaku masyarakat yang cinta tanah air, menghormati perbedaan, serta mampu bersaing secara global dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa, karena wawasan kebangsaan merupakan konsep yang penting dalam konteks pembentukan dan memeliharaan identitas nasional suatu negara.
“Wawasan kebangsaan sangat penting karena akan membantu membangun kesadaran kolektif dalam Membangun Identitas Bersama, Menghormati Keanekaragaman, Memperkuat Kedaulatan dan Kedirgantaraan, Mendorong Pembangunan dan Kemajuan, Melindungi Kebudayaan dan Warisan, Menjaga Persatuan dalam Perbedaan, dan Menyatukan Visi dan Misi Bersama,” kata Mellani.
Mellani mengingatkan, wawasan kebangsaan merupakan fondasi yang penting bagi pembangunan sosial, politik, dan ekonomi suatu negara. Ini tidak hanya menciptakan identitas nasional yang kuat, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Oleh karena itu, Mellani mengajak semua pihak untuk memperteguh dan memperdalam wawasan kebangsaan agar tidak terjadi penurunan wawasan kebangsaan seperti Ketidakpedulian terhadap Sejarah dan Budaya, Minimnya Rasa Solidaritas Nasional, Kehilangan Nilai-Nilai Nasional, Kecenderungan Meniru atau Menyukai Budaya Asing, Kurangnya Pemahaman terhadap Sistem Politik dan Hukum, Polarisasi Politik yang Meningkat.
“Upaya untuk mengatasi penurunan wawasan kebangsaan bisa melibatkan pendidikan yang lebih mendalam tentang sejarah dan nilai-nilai nasional, promosi persatuan dalam keragaman, serta mendorong keterlibatan aktif dalam kehidupan politik dan sosial yang lebih luas,” kata Mellani berpesan.
Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN)
Sementara itu, terkait Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) Mellani menjelaskan, PKBN merupakan upaya sistematis untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan seluruh komponen bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan negara.
Program ini dilaksanakan dengan berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk menguatkan semangat cinta tanah air, loyalitas terhadap negara, serta kesiapan dalam menghadapi ancaman baik dari dalam maupun luar.
“PKBN melibatkan berbagai unsur masyarakat mulai dari siswa, mahasiswa, anggota TNI/Polri, hingga masyarakat umum untuk bersama-sama membangun dan mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia. PKBN menjadi salah satu upaya strategis dalam menghadapi dinamika global dan regional yang berpotensi mempengaruhi keamanan dan kedaulatan negara,” kata Mellani.
Untuk diketahui bersama, unsur–unsur PKBN meliputi Kecintaan Tanah Air, Kesadaran Berbangsa dan Bernegara, Keyakinan Atas Kebenaran Pancasila, Kerelaan Berkorban Untuk Bangsa dan Negara, Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara. Mellani mengungkapkan, kelima unsur tersebut sangat penting dalam upaya menangkal ancaman PKBN, yang dapat berupa ancaman luar negeri maupun ancaman dalam dalam negeri.
“Ancaman Luar Negeri bisa berupa arus globalisasi informasi, komunikasi, ekonomi, dan transportasi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan dan keamanan nasional Indonesia. Hal ini dapat mempengaruhi perubahan sosial dan kultural di masyarakat,” kata Mellani.
Karena itu, sambung Mellani, PKBN akan menjadi factor penting dalam mempromosikan pemahaman dan apresiasi terhadap keberagaman budaya Indonesia serta memperkuat nilai-nilai kebangsaan untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.
Sedangkan ancaman dari dalam negeri, bisa terlihat dari lunturnya wawasan kebangsaan, disintegrasi bangsa, dan dinamika krisis dalam gerakan reformasi merupakan tantangan serius bagi Indonesia. Arus globalisasi informasi dan budaya dapat mempengaruhi nilai-nilai kebangsaan, sementara ketidakseimbangan ekonomi dan perbedaan sosial-budaya dapat memicu sentimen separatisme.
Hal lain yang dapat menjadi ancaman dari dalam negeri adalah ketegangan politik dan korupsi yang merajalela mengancam stabilitas internal, merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dan menghambat proses reformasi yang diharapkan.
“Untuk itu, menguatkan pendidikan kebangsaan, mempromosikan inklusi sosial-ekonomi, dan memperkuat kepemimpinan yang adil serta tegas dalam menanggapi tantangan ini akan menjadi kunci dalam upaya memperkuat kesatuan dan kestabilan bangsa dalam menghadapi dinamika kompleks di era globalisasi ini,” pungkas Mellani.