BANDA ACEH – Zarfan Fawwaz Muhamad, mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK) lulus kuliah tanpa harus menyelesaikan tugas akhir atau membuat skripsi. Mahasiswa angkatan 2020 ini menyumbangkan medali emas karya ilmiah untuk Kampus Jantong Hatee Rakyat Aceh.
Kabar itu diketahui usai pelaksanaan yudisium 190 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, pada Selasa, 30 Januari 2024.
“Penghargaan bebas skripsi diberikan langsung oleh pihak Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala,” kata Zarfan, Jumat (02/02/2024).
Zarfan menceritakan, motivasi dirinya bermula pada 2020. Ia yang baru mengikuti orientasi mahasiswa mendengarkan pengalaman alumni Fakultas Kedokteran yang mendapat penghargaan bebas skripsi.
Alumni yang belakangan diketahui bernama dr Imam Maulana tersebut diganjar penghargaan tersebut usai meraih medali emas pertama untuk Aceh dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-32 di Universitas Udayana Bali, pada 2019.
Zarfan merasa termotivasi. Ia begitu menggebu-gebu supaya bisa mendapatkan penghargaan yang sama seperti didapatkan alumninya tersebut.
“Dan momen tersebut masih saya ingat saat masa orientasi secara daring,” ujar Zarfan.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter itu mencoba peruntungan dengan mengikuti jejak Imam Maulana. Ia mengajukan proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan di bawah Kemdikbudristek, pada 2021.
Zarfan belum beruntung. Proposal terkait rekam medis digital terintegrasi yang diajukan, gagal seleksi tingkat universitas.
Belajar dari kegagalan, evaluasi ia lakukan terhadap proposal karya ilmiahnya. Termasuk berkonsultasi dengan mahasiswa senior di Fakultas Kedokteran yang lolos Pimnas.
Peluang untuk belajar dan pengalaman kembali datang kepada Zarfan. Adinda Zahra Ayufi Ramadhani, kakak tingkat Zarfan di kampus, mengajak berpartisipasi sebagai anggota tim dari PKM dari bidang Karsa Cipta (KC).
Tim yang mereka bentuk membuat alat detektor derajat keparahan COVID-19 dengan mobile phone telemedicine asynchronous (G-COV). Program tersebut mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek dan berhasil menciptakan prototipe fungsional.
Mulai memiliki pengalaman, Zarfan kembali mengajukan proposal PKM-KC dengan bimbingan Dr dr Budi Yanti SpPK. Tim terdiri dari Zarfan Fawwaz Muhamad dan Teuku Fais Duta dari Prodi Pendidikan Dokter, Sherina dari Prodi Kedokteran Gigi, serta Irmayani dan Muhammad Iqbal Maulana dari Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik.
Proposal mereka berisi ide menciptakan alat Endoskop Oral Mucosal Lung Damage (Emerald). Alat tersebut dapat mendeteksi dugaan penyakit paru obstruktif kronik dari gambaran luka di mulut akibat merokok dengan kecerdasan buatan.
Tim mereka itu meraih prestasi dalam Pimnas ke-36 di Universitas Padjajaran Bandung pada November 2023 lalu. Zarfan dan kawan-kawan menyabet medali emas kedua untuk Aceh dan USK di ajang mahasiswa paling bergengsi tersebut.
Raihan medali emas dari Zarfan beserta tim menghapus puasa penghargaan tersebut di ajang Pimnas. Bahkan melalui program yang diikuti tersebut, mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter itu juga mempresentasikan karya ilmiah di konferensi internasional.
“Kami telah mempresentasikan alat detektor kami pada International Conference Aceh Surgery Update Meeting dan mendapatkan penghargaan sebagai presentan terbaik kedua dari keseluruhan peserta bergelar dokter,” kata Zarfan.
Tidak hanya itu, Zarfan yang dinyatakan lulus dengan kurun waktu 3,5 tahun tersebut juga memasukan hasil temuannya pada tulisan ilmiah Jurnal Respirologi Indonesia.
Menurut Zarfan, penghargaan bebas skripsi diberikan bukan sekadar mendapatkan medali semata. Namun ada pertimbangan tambahan yang menjadi landasan.
Zarfan yang menjadi ketua angkatan 2020 dikenal aktif di berbagai organisasi selama kuliah. Usai lulus sarjana, pemuda yang pernah menjadi asisten dosen ini berencana melanjutkan pendidikan profesi dokter pada Maret 2024.