Di Tengah Gencatan Senjata, AS Kirimkan Satu Ton Bom ke Israel

20250127 screenshot from 2025 01 27 16 08 03
Presiden AS Donald Trump. Foto: Forbes.

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menginstruksikan militer Amerika Serikat untuk mencabut penangguhan pasokan bom seberat hampir 1 ton ke Israel. Pengiriman ini ditunda oleh bekas Presiden Joe Biden.

“Kami telah membebaskan mereka (Israel). Kami telah membebaskan mereka hari ini. Dan mereka akan memilikinya (bom). Mereka telah membayarnya dan mereka telah menunggunya sejak lama. Mereka telah disimpan,” kata Trump kepada wartawan seperti dikutip dari Inilah, Senin, 27 Januari 2025.

Biden menunda pengiriman bom tersebut karena khawatir terhadap dampak bom itu bagi warga sipil, khususnya di Rafah, Gaza, selama perang Israel. Rafah adalah kantong warga Palestina.

Bom seberat hampir satu ton itu dapat menembus beton dan logam tebal. Jika diledakkan, bom ini bakal menyebabkan ledakan dengan radius yang luas.

Tahun lalu, Biden mengirim ribuan bom seberat hampir satu ton ke Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Namun Biden menahan satu paket bom dengan berat yang sama.

Trump mengatakan alasan melepas bom itu ke Israel karena negara zionis itu telah membeli bom-bom tersebut. Seperti yang dia tulis di sebuah media sosial, “Banyak hal yang dipesan dan dibayar oleh Israel tetapi belum dikirim oleh Biden. Kini sedang dalam perjalanan.”

Trump dan Biden adalah pendukung kuat Israel. Washington banyak dikritik oleh para pembela hak asasi manusia atas krisis kemanusiaan di Gaza akibat serangan militer Israel. Para pengunjuk rasa menuntut embargo senjata, namun tidak berhasil.

Washington berdalih bahwa dukungan itu untuk membantu Israel mempertahankan diri dari kelompok militan yang didukung Iran, seperti Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman.

Serangan militer Israel di Gaza menewaskan lebih dari 47.000 orang. Serangan itu menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi. Hal itu juga menghancurkan hampir seluruh kota dan menyebabkan krisis kelaparan di Gaza.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *