ACEH BARAT – Kapal Hias Aceh Barat berhasil meraih penghargaan juara pertama pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke 8. Hasil itu diuraikan dalam pengumuman panitia lomba kapal hias PKA ke-8 di Banda Aceh, Senin (06/11/2023).
Dimana dalam pengumuman tersebut, untuk pemenang lomba kapal hias pada urutan pertama diraih oleh Kabupaten Aceh Barat dengan 2.815 poin. Untuk peringkat kedua Kabupaten Nagan Raya 2.740 poin, peringkat ketiga Kabupaten Aceh Tenggara 2.620 poin, peringkat keempat Kabupaten Aceh Besar 2.415 poin, dan peringkat lima diraih oleh Kota Banda Aceh 2.370 poin.
Pada acara yang digelar pada tangga 05 November 2023 yang lalu, Kapal Hias Aceh Barat berhasil menampilkan penampilan yang memukau dan mengesankan para juri serta penonton.
Kapal Hias Aceh Barat, yang dikenal dengan kerajinan uniknya berhasil menampilkan kapal hias yang ornamennya menggambarkan kekayaan budaya dan hasil bumi Aceh Barat.
“Ini adalah prestasi yang luar biasa hasil dari kerja sama tim yang solid. Kreativitas yang terpancar dalam perancangan kapal hias ini, sekaligus pemanfaatan elemen-elemen budaya yang kaya dari Aceh, telah menjadi faktor utama dalam meraih gelar juara,” kata Penjabat Bupati Aceh Barat, Drs. Mahdi Efendi.
Lebih lanjut ia mengatakan, perahu hias ini tidak hanya memukau mata penonton, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan kekayaan alam Aceh.
Selai itu, Mahdi Efendi, juga turut memberikan selamat kepada seluruh tim yang terlibat dalam persiapan dan penampilan kapal hias tersebut
“Saya mengapresiasi perjuangan tim kapal hias ini, prestasi ini patut kita syukuri, dan semoga tim-tim lain yang sedang berlomba bisa meraih prestasi serupa,” ucapnya.
Ia menjelaskan, pemanfaatan rempah-rempah Aceh dalam kapal hias ini menjadi panggung promosi yang mengenang kejayaan pedagang Aceh dengan hasil bumi mereka. Selain itu, rempah-rempah juga merupakan sumber ekonomi penting bagi masyarakat Aceh.
“Penggunaan rempah-rempah dalam perahu hias ini bukan hanya membawa pesan yang kuat mengenai identitas Aceh, tetapi juga memberikan dukungan kepada petani dan pelaku ekonomi di daerah kita. Prestasi ini juga membuktikan bahwa kita memiliki potensi besar dalam industri pariwisata,” ujar Mahdi.
Melalui perahu hias ini, Mahdi berharap dapat menarik perhatian wisatawan untuk datang dan mengenal keindahan serta keragaman budaya Aceh.
“Selain itu, acara seperti Pekan Kebudayaan Aceh juga memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk mengekspresikan bakat mereka, mempromosikan tradisi, dan memperkuat identitas budaya,” tuturnya.
Acara Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 ini sebelumnya dibuka secara resmi oleh Penjabat Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, Sabtu malam (04/11/2023).
Dalam sambutannya, Marzuki mengingatkan bahwa pentingnya pelestarian dan pemajuan kebudayaan Aceh sebagai warisan berharga yang harus terus dijaga dan diperkenalkan kepada dunia.
Ia juga menyoroti sejarah penting Aceh dalam jalur perdagangan rempah-rempah yang menjadi salah satu sentral perdagangan di masa lalu.
“Aceh patut bangga karena 2 dari 20 titik jalur rempah Nusantara berada di Aceh. Sejarah mencatat, Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Aceh Darussalam menjadi sentrum perdagangan aneka rempah, terutama lada yang dikenal luas pada masanya,” katanya.
Untuk diketahui, setidaknya ada 18 kabupaten/kota yang ikut menjadi peserta pawai kapal hias, di antaranya Bireuen, Simeulue, Sabang, Aceh Tamiang, Aceh Barat, Aceh Tenggara, Nagan Raya, Aceh Singkil, Aceh Timur, Pidie Jaya, Aceh Utara, Subulussalam, Langsa, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Besar, Lhokseumawe, dan Banda Aceh.
Setiap peserta menampilkan sejarah, cerita, kesenian, tradisi, dan ikon daerah masing-masing. Iring-iringan kapal hias ini juga ditampilkan modifikasi kapal sitaan Portugis, kapal rempah, hingga armada Cheng Ho.
Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) merupakan ajang perhelatan kebudayaan terbesar masyarakat Aceh untuk melestarikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan adat istiadat Aceh yang telah diadakan sejak tahun 1958 silam.
Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk mengenalkan kekayaan budaya Aceh kepada dunia luar, dengan tema yang diusung pada PKA ke 8 yaitu “Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia”.
Pekan Kebudayaan Aceh ke-8 akan berlangsung selama sembilan hari dari tangga 04 hingga 12 November 2023, dengan berbagai kegiatan seperti Pawai Budaya, Seminar Internasional, Pertunjukan/Perlombaan Seni, Pameran dan Expo PKA-8, Pasar Tradisional dan Produk Budaya, Festival Kuliner, Lomba Permainan Rakyat, Festival Adat Budaya, dan banyak lagi.
Selain itu, Pekan Kebudayaan Aceh juga memiliki program-program pendidikan dan seminar yang dihadiri oleh 4829 budayawan dan seniman, 117 pameran 23 BUMDes, 23 SMK dari berbagai kabupaten kota se-Aceh, 72 pengrajin dan pedagang produk tradisional Aceh, serta 1109 tenaga kreatif.
Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke 8 diadakan di beberapa lokasi di kota Banda Aceh, dengan lokasi utama yaitu di Taman Sulthanah Safiatuddin (ADV).