BANDA ACEH – Keluarga koresponden Al-Jazeera di Jalur Gaza telah menerima panggilan telepon ancaman yang mengaku berasal dari tentara Israel. Israel memperingatkan mereka untuk segera meninggalkan Gaza ketika Israel meningkatkan pemboman.
Suami Youmna El-Sayed menerima panggilan tersebut pada hari Senin (30/10) diberitahu untuk meninggalkan Kota Gaza dan menuju ke selatan, meskipun tidak ada rute aman untuk keluar dari daerah tersebut.
El-Sayed mengatakan, panggilan telepon itu berasal dari nomor pribadi.
“Penelepon memanggil suami saya dengan nama lengkapnya dan mengatakan kepadanya bahwa, ‘Ini adalah tentara Israel, kami meminta Anda untuk mengungsi ke selatan karena dalam beberapa jam mendatang akan sangat berbahaya di daerah tempat Anda berada,” kata El Sayed seperti dikutip Situasi.co.id dari Aljazeera.com, Senin (30/10/2023)
Youmna El-Sayed mengungkapkan, bahwa digedung tempat mereka terdapat 7 keluarga yang terdiri dari sekitar 100 orang. Namun, hanya keluarganya yang dihubungi.
“Tidak satu pun dari enam keluarga lainnya mendapat panggilan peringatan dari militer Israel, seperti kami, jadi ini merupakan ancaman langsung bagi kami, keluarga kami,” ungkap Youmna ElSayed.
Oleh karena itu, ElSayed menegaskan, bahwa sangat berisiko untuk melarikan diri di tengah pemboman besar-besaran Israel yang semakin intensif ketika Israel memperdalam serangan daratnya di Jalur Gaza. Tank-tank Israel mencapai pinggiran Kota Gaza dan memotong jalan utama yang menghubungkan bagian utara Jalur Gaza dengan selatan.
“Saya tidak tahu seberapa amannya jika kita benar-benar mengambil mobil kita dan pergi serta berkendara di bawah pemboman besar-besaran ini. Ini sangat berisiko, tampaknya tidak aman sama sekali,” pungkas El Sayed, seraya menambahkan bahwa pemboman yang terus berlanjut di wilayah selatan tidak memberikan jaminan bahwa orang-orang yang pindah ke sana akan aman atau selamat.
Sebelumnya, tentara Israel dalam beberapa pekan terakhir telah memperingatkan 1,1 juta orang yang tinggal di Gaza utara, termasuk Kota Gaza, untuk mengungsi ke selatan ketika mereka meningkatkan serangannya menyusul serangan mendadak oleh Hamas, kelompok yang menjalankan Jalur Gaza, di wilayah Israel lebih dari tiga minggu lalu.
Namun, warga mengatakan tidak ada tempat yang aman dan tidak ada rute aman untuk mengungsi karena pemboman paling hebat dalam beberapa waktu terakhir terus berlanjut.