JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan pemenuhan gizi secara proporsional pada anak penting dilakukan, sehingga pertumbuhan terjadi sesuai target yang ada.
Direktorat Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan Dr. Hera Nurlita mengatakan persoalan gizi harus menjadi fokus dalam tumbuh kembang anak.
“Di satu sisi kita berupaya anak tidak kekurangan gizi tapi jika anak kelebihan gizi juga akan menimbulkan permasalahan,” kata dia, Selasa (28/11/2023).
Ia mengatakan perbaikan gizi masyarakat Indonesia ke depan, harus dilakukan sesuai dengan panduan telah dikeluarkan UNICEF.
Menurut Hera kekurangan gizi mikro, dapat terjadi pada mereka yang mengalami masalah kekurangan juga kelebihan gizi.
“Itu memperlihatkan situasi permasalahan gizi pada balita saat ini,” ungkapnya.
Sementara untuk balita mengalami stunting, atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi dari tahun ke tahun terus membaik dan angkanya sekitar 21,6 persen.
Sementara untuk balita yang wasting atau kondisi anak yang berat badannya menurun di bawah kurva normal mengalami kenaikan dari 0,6 persen menjadi 7,7 persen.
“Nah, itu balita-balita wasting ini ke depannya memiliki risiko menjadi stunting,” ujar Hera.
Kementerian Kesehatan, saat ini berupaya menyiapkan kebijakan terkait gizi di Indonesia sehingga anak-anak dapat tumbuh sehat.
Hera mengatakan jika dilihat satu dari 12 anak Indonesia saat ini mengalami wasting atau sekitar 12 juta anak
“ini jika di lihat secara data nasional bisa kita breakdown lagi menjadi data per usia anak sehingga dapat dilakukan intervensi,” tuturnya.