PDIP Mainkan Isu Politik Teraniaya Usai Ditinggal Jokowi dan Gibran

ketum-pdip
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri (Foto: Istimewa)

JAKARTA – Resminya Gibran menjadi calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM) membuat Parta Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) semakin memanas.

Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos, menilai PDIP tidak bisa menahan kekesalannya setelah Gibran resmi didaftarkan partai-partai yang tergabung dalam KIM ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Menurutnya, Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu dinilai PDIP telah melakukan pengkhianatan.

“PDIP akan memainkan isu politik teraniaya dari pihak Gibran dan Presiden Jokowi, untuk menciptakan sentimen negatif,” kata Subiran, Sabtu, 11 November 2023.

Pengamat politik yang kerap disapa Biran itu menjelaskan, partai berlogo banteng moncong putih itu sengaja memainkan isu pengkhianatan, karena terancam basis suaranya beralih ke Prabowo.

“Harapannya, Jokowi effect tidak akan terlalu berpengaruh pada elektoral PDIP di Pilpres dan Pileg 2024, karena tercitrakan Jokowi dan keluarganya berkhianat,” tuturnya.

Namun, lulusan S2 ilmu komunikasi politik Universitas Jakarta ini meyakini PDIP ogah memecat Gibran.

“PDIP ketakutan memecat Gibran, karena khawatir Jokowi effect akan meninggalkan elektoral PDIP,” ungkapnya.

“Tapi jika PDIP tidak berani memecat Gibran, maka PDIP akan dinilai publik tidak tegas,” tambah Biran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *