BANDA ACEH – Pengamat politik Universitas Malikussaleh (Unimal), Teuku Kemal Fasya, mengatakan bakal terjadi perubahan kemenangan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Aceh. Pasangan calon (Paslon) nomor urut 1, Anies-Muhaimin lebih diunggulkan di Tanah Rencong daripada Prabowo-Gibran.
“Prabowo tidak akan menang di Aceh,” kata Kemal Fasya, Minggu (28/01/2024).
Dia memperkirakan Anies-Cak Imin akan meraup 50 persen suara atau lebih di Aceh. Masyarakat Aceh akan memilih mantan Gubernur DKI Jakarta itu dengan berbagai macam personifikasi politik identitas tentang Islam.
Sementara itu, suara paslon nomor urut 2 diperkirakan sekitar 30 persen. Jumlah ini tentunya mengalami penurunan drastis dibandingkan pada Pilpres 2019 yang mampu meraup 85,59 persen suara rakyat Aceh.
Selanjutnya untuk paslon nomor urut 3, Kemal Fasya memperkirakan hanya mendapatkan 15 sampai 20 persen suara. Pasangan Ganjar-Mahfud akan menjadi orang ketiga di pilihan rakyat Aceh.
Perubahan ini juga turut mempengaruhi kontestan pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024. Caleg dari masing-masing partai pendukung akan berdampak dengan kemenangan di Aceh seperti yang terjadi pada 2019.
Kemal Fasya menyampaikan ketika itu pendukung Joko Widodo (Jokowi) kurang diminati masyarakat, sedangkan Partai Gerindra maupun pengusung Prabowo mengalami peningkatan suara di legislatif.
Begitu juga yang bakal terjadi terhadap pendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Terutama Partai NasDem yang mengusung Anies pertama kali menjadi calon presiden, saat ini sedang di atas angin.
“Jadi itu yang disebut coattail effect,” ujar Antropolog Universitas Malikussaleh.
Walaupun Anies bakal unggul di Aceh, namun pasangan yang diusung Partai NasDem, PKS, dan PKB ini belum tentu dipastikan unggul secara nasional. Sebab pemilih di Aceh hanya 3,7 juta orang dari 204,8 juta pemilih seluruh Indonesia.
“Meski demikian Prabowo tidak terlalu menghiraukan karena Aceh ini hanya menyumbang tak sampai lima persen dari total pemilih nasional,” kata Kemal Fasya.