Penyusunan RPJM Aceh 2025-2029 Harus Sesuai dengan Visi-Misi Gubernur Terpilih

20250130 kantor gubernur aceh
Kantor Gubernur Aceh. Foto: HO-Humas.

BANDA ACEH – Koordinator Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Alfian, mengatakan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh 2025-2029 harus sejalan dengan visi dan misi gubernur serta wakil gubernur terpilih. Hal ini penting mengingat RPJM merupakan pedoman pembangunan untuk lima tahun ke depan dan harus mencerminkan kebutuhan riil masyarakat Aceh.

“RPJM harus dapat menjadi penjabaran yang jelas dari visi, misi, dan program kepala daerah terpilih. Ini akan memastikan bahwa kebijakan pembangunan dapat berkelanjutan dan sesuai dengan arah kepemimpinan yang baru,” ujar Alfian, Kamis, 30 Januari 2025.

Alfian juga mengingatkan bahwa dalam penyusunan RPJM, penting untuk merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Aceh dan RPJM Nasional. Hal ini bertujuan agar kebijakan anggaran, khususnya yang bersumber dari APBN, dapat digunakan secara efektif dan tepat sasaran, serta selaras dengan kebutuhan Aceh.

Ia menambahkan bahwa proses penyusunan RPJM harus mengutamakan kepentingan rakyat Aceh, bukan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Ia menyoroti pengalaman masa lalu yang menunjukkan bahwa banyak kebijakan pembangunan yang tidak memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.

“Kami tidak ingin penyusunan RPJM hanya menjadi formalitas semata. Proses ini harus menghasilkan solusi konkret untuk mengatasi masalah-masalah Aceh, seperti kemiskinan, pengembangan ekonomi masyarakat, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan akses publik,” ujarnya.

Alfian juga mengingatkan pentingnya pendekatan objektif dalam penyusunan RPJM, dengan fokus pada masalah-masalah mendasar yang dihadapi masyarakat Aceh. Ia berharap tim yang menyusun RPJM memiliki pemikiran yang sehat dan menghindari kepentingan pribadi atau kelompok tertentu yang dapat merugikan rakyat Aceh.

“Harapan kita sederhana saja, tim RPJM yang sudah dipilih ini harus harus lahir dari pikiran yang sehat untuk menjawab persoalan-persoalan mendasar yang dihadapi Aceh selama lima tahun ke depan,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *