BANDA ACEH – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, menjawab sejumlah isu miring yang ditujukan kepada institusi Disbudpar terkait pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh ke-8.
Hal tersebut, dikatakan Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal saat Konferensi Pers di Media Center PKA-8, Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Jumat (10/11/2023).
Almuniza menilai hal tersebut perlu diluruskan agar masyarakat mengetahui. Sehingga, perhelatan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) yang ke-8 tahun 2023 sukses dilaksanakan hingga Closing Ceremony.
Hal pertama terkait konsep Opening Ceremony yang tidak dapat dinikmati secara leluasa oleh pengunjung yang berhadir. Almuniza juga menjelaskan dan memohon maaf akan hal tersebut.
“Awalnya kita rencanakan malam pembukaan itu di Stadion Harapan Bangsa, namun kami mendapat surat dari Kementerian PUPR bahwa stadion itu tidak bisa digunakan untuk PKA-8 karena akan direnovasi untuk PON. Berdasarkan hasil keputusan bersama dan seiring penundaan jadwal kala itu maka kita laksanakan di sini dengan segala keterbatasannya,” ujar Almuniza saat konferensi pers di Media Center PKA-8, Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, Jumat, 10 November 2023.
Kendati demikian, Almuniza berjanji, saat Closing Ceremony PKA-8 nanti dapat dinikmati para pengunjung secara leluasa.
Kemudian, terkait penyewaan lapak, yang tersedia di Venue PKA-8. Almuniza membantah jika lapak yang disediakan di venue utama PKA-8, Taman Sulthanah Safiatuddin dibebankan biaya penyewaannya kepada pelaku usaha atau lainnya.
“Perlu ditegaskan dan kami luruskan bahwa partisipan PKA-8 di bawah naungan Disbudpar tidak dipungut biaya sepeserpun lantaran difasilitasi APBA. Yang termasuk rangkaian PKA-8 di sini itu lokasinya di areal anjungan, pasar kuliner (dekat gapura) pameran rempah (pelataran parkir sebelah kiri taman) dan pasar tradisi di belakangnya,” imbuhnya.
Almuniza juga menegaskan, jika terdapat atau ditemukan yang melakukan pemungutan biaya, agar dapat dilaporkan kepihaknya.
“Itu semua fasilitas kita. Kalau di situ ada tempat yang dipungut biaya laporkan kepada kami agar segera ditindaklanjuti. Lalu, rangkaian PKA-8 seperti Expo Pembangunan di Blang Padang itu di bawah naungan Disperindag dan Anugerah Budaya di bawah sektor Lembaga Wali Nanggroe,” tambahnya.
Sedangkan di lokasi lainnya, seperti pasar malam dikelola oleh MZ Kopi dan lapak-lapak sekitar di jalan raya (arena luar PKA-8) dikelola oleh desa setempat.
“Kami sudah berupaya untuk itu steril. Tapi biasalah itu dinamika, apalagi ini ada permintaan dari aparat gampong setempat,” ucapnya.
Tak hanya itu, Almuniza juga menjelaskan, terkait parkir yang sangat mahal, bahwa sebelum PKA-8 digelar Pemerintah telah mengimbau terkait hal itu. Bahkan, institusi terkait Dinas Perhubungan telah mengeluarkan pernyataan resmi soal tarif parkir insidentil yaitu Rp2.000 roda dua dan Rp5.000 roda empat.
“Jika masyarakat dikenakan tarif parkir di luar ketentuan, silakan adukan ke nomor pengaduan. Kalau ada pungutan di luar itu tolong dilaporkan kepada pihak berwajib. Kita mau tertib dan ingin Banda Aceh melayani tamu dari kabupaten kota dan seluruh Indonesia dalam suasana aman dan nyaman. Terima kasih untuk semua perhatian yang sudah disampaikan,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Almuniza juga turut menyampaikan apresiasi terhadap semua perhatian yang disampaikan. Almuniza juga mengajak masyarakat untuk menyemarakkan PKA-8 hingga penutupan nantinya pada 12 November 2023 mendatang.