SIMEULUE – Kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXXVI tingkat Provinsi Aceh tahun 2023 di Kabupaten Simeulue resmi ditutup oleh Penjabat (Pj) Gubernur Aceh diwakili oleh Kepala Dinas (Kadis) Syari’at Islam Aceh, Zahrol Fajri, S.Ag., M.H di Lapangan Pendopo Simeulue, Sabtu (02/12/2023).
Dalam event syiar islam dua tahunan yang digelar sejak 27 November hingga 02 Desember itu, kafilah asal kota Banda Aceh berhasil menjadi juara umum mengalahkan Aceh Besar sebagai juara dua kali beruntun pada MTQ Aceh sebelumnya dengan terpaut dua perolehan nilai. Kota Banda Aceh memperoleh nilai total 66, sedangkan Aceh Besar mencapai 64, sekaligus meraih juara ke dua.
Kemudian juara ke tiga diraih oleh Kabupaten Aceh Selatan dan Kota Langsa, juara ke empat diraih oleh Aceh Utara , sedangkan Kabupaten Simeulue meraih peringkat kelima. Selanjutnya juara umum lainnya yang masuk ke dalam 10 besar yakni, Kabupaten Pidie, Aceh Timur, Nagan Raya, Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Barat.,
Sementara itu, Pj. Bupati Simeulue, Ahmadlyah, S.H dalam laporannya menyampaikan, pihaknya merasa bangga bahwa, kegiatan MTQ yang dilaksanakan selama satu minggu itu berlangsung dengan baik dan tertib, meski dukungan anggaran dari pihak pemerintah provinsi paling kecil.
“Kami boleh bangga mengatakan MTQ Ke-36 ini, sepengatahuan kami dari segi dukungan anggaran dari pemerintah provinsi yang paling kecil, tapi insya Allah kami siap dan bisa melaksanakan lebih kurang satu minggu,” ujarnya.
Pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya manakala ada kekurangan atau mengecewakan dalam pelaksanaan event tersebut.
“Segalanya bukan faktor kesengajaan, namun, ini sebuah kondisi yang real dari masyarakat kondisi wilayah daerah,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Ahmadlyah mengajak para peserta kafilah dan kontingen yang masih punya kesempatan untuk menikmati destinasi wisata dan melihat kondisi kabupaten Simeulue dari ujung barat sampai ke timur.
“Insya Allah banyak destinasi yang bisa kami tawarkan, banyak alam yang masih menjanjikan keasliannya untuk kita nikmati bersama. Dan manakala mungkin karna sesuatu hal terpaksa harus pulang ke tempat masing-masing, do’a kami mengiringi semoga selamat sampai ke tempat tujuan tanpa kekurangan apapun, pungkasnya.
Acara penutupan MTQ tersebut turut dihadiri oleh Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haytar, sejumlah Kepala SKPA, para bupati dan wali kota, para kepala SKPK dan Forkopimda Simeulue serta sejumlah pejabat lainnya.
Pj. Gubernur Aceh, dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Syari’at Islam Aceh, Zahrol Fajri mengatakan, event MTQ tersebut sebagai salah satu sarana yang paling efektif bagi umat Islam untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an.
“Maka bentuk interaksi ini perlu dikembangkan terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya,” ujar Zahrol Fajri.
Oleh karena itu, ia berharap kepada seluruh peserta, terutama bagi para juara, agar tidak lekas berpuas diri, karena, kata Zahrol Fajri, akan banyak lagi tantangan ke depan, terlebih dalam menghadapi even MTQ tingkat nasional dan internasional.
“Begitu pula bagi peserta yang belum berhasil, diharapkan tidak kehilangan semangat dan berkecil hati, jadikan event MTQ ini sebagai ajang refleksi, evaluasi dan terus meningkatkan kemampuan, serta terus berinteraksi dengan Al-Qur’an,” harapnya.
Dalam arahannya, Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, Tgk. Malik Mahmud Al-Haytar menyampaikan, bahwa hakikat dari pelaksanaan MTQ tersebut, bukan semata-mata untuk berlomba mencari yang terbaik dari yang terbaik.
“Lebih dari itu, MTQ adalah salah satu bagian dari upaya kita bersama untuk kembali melestarikan tradisi mengaji yang dahulu sangat identik dengan kebiasaan hidup orang Aceh dari kota hingga pelosok gampong,” kata Tgk. Malik Mahmud Al-Haytar.
Pada kesempatan itu juga, Tgk. Malik Mahmud Al-Haytar mengucapkan selamat kepada yang dinyatakan sebagai juara dan selalu bersemangat, terus berupaya lebih baik lagi bagi yang belum meraih prestasi.
“Bagi saya, seluruh peserta MTQ ini merupakan duta-duta Al-Qur’an yang akan mengembalikan kegemilangan tradisi mengaji dan melahirkan generasi-generasi penerus yang gemar membaca dan mencintai Al-Qur’an,” imbuhnya.
“Yang patut menjadi pokok perhatian kita semua ke depan adalah, bagaimana caranya agar upaya untuk meningkatkan tradisi mengaji di Tanoh Serambi Mekkah yang tercinta ini akan semakin pesat diupayakan,” tutup Tgk. Malik Mahmud Al-Haytar.
Diakhir kegiatan penutupan MTQ tersebut, dilaksanakan penyerahan piala bergilir oleh Kepala Dinas Syariat Islam Zahroel Fajri, atas nama Penjabat Gubernur Aceh kepada kafilah kota Banda Aceh sebagai Juara Umum dan trophy kepada peserta kafilah lainnya yang mendapatkan juara