BANDA ACEH – Ada isu yang tidak sedap dari lembaga kemahasiswaan Kabupaten Simeulue di Banda Aceh. Hal itu, terlihat disalah satu Media Online dengan judul ‘Diduga Tidak Ada Transparansi Dan Berbaur Unsur Politik, Ketua Panitia PESMABA BNA Mengundurkan Diri’, Rabu (15/11/2023).
Ketua Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Simeulue (IPPELMAS) Banda Aceh, Rifal Vauzi, SE mengatakan, pengunduran Ketua dan Sekretaris Panitia PESMABA (Pesijuk Mahasiswa Baru) bermula dari penilaian mereka terhadap ketua IPPELMAS. Keduanya menilai, ketua IPPELMAS tidak transaparan terkait anggaran dan juga IPPELMAS Banda Aceh tidak berjalan sesuai AD/ART.
“Mereka menilai saya tidak teransparan terkait anggaran dan mengatakan IPPELMAS tidak berjalan sesuai AD/ART. Yang tidak sesuai itu dimana?. IPPELMAS tidak punya sumber anggaran yang tetap loh,” kata Rifal saat berkunjung ke Kantor Redaksi Media Situasi.co.id Selasa Malam (14/11/2023).
Puncak amarah keduanya hingga mengundurkan diri, ungkap Rifal, bermula setelah pembentukan panitia. Setelah dibentuk, Ketua Panitia meminta anggaran yang diperuntukan untuk survey lokasi rapat kepanitian selanjutnya. Namun, kas IPPELMAS saat itu mines. Karena, sebelumnya telah dipergunakan saat rapat kerja kepengurusan.
“Setelah terbentuk kepanitaan ketua panitia meminta anggaran untuk survey lokasi rapat selanjutnya dan saya jelaskan kas IPPELMAS sudah kosong dan terkhir digunakan ketika rapat kerja kepengurusan. Seharusnya, Ketua Panitia dan pengurus kepanitian membantu pengurus IPPELMAS untuk mencari sumber anggaran, agar kepanitian berjalan lancar,” ungkapnya yang juga didampingi Wakil Ketua, Heri Wanda, Ilham Rifaldi dan Riski Candra.
Demisioner Ketua IMAPCUT itu juga menambahkan, bahwa pihaknya akan mengusahakan sumber anggaran. Salah satunya ditujukan kepada Pemerintah Daerah dan tokoh-tokoh masyarakat Simeulue di daerah maupun luar daerah melalui proposal berjalan.
Berjalannya waktu, kata rifal, pihaknya menjalankan proposal berjalan dan disambut baik beberapa tokoh Simeulue di Banda Aceh.
“Anggaran akan kita usahakan. Ketika proposal sudah berjalan yang ditujui kepada pemerintah daerah dan tokoh-tokoh masyarakat Simeulue. Alhamdulillah, saat ini proposal sudah berjalan dan ada beberapa tokoh yang menyumbang,” tambahnya.
“Mungkin, atas dasar itu ketua panitia dan sekretaris panitia menganggap uang itu ada unsur politik dan kenapa belum diserahkan kepada panitia,” ujar Alumni Muhammadiyah itu.
Kendati demikian, jelas Rifal, dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) IPPELMAS Banda Aceh pada BAB VII Tentang Sumber Dana, Pasal 14 yang berbunyi, pertama Iuran anggota yang besarannya ditetapkan dalam rapat kerja kepengurusan, kedua sumbangan-sumbangan suka rela yang tidak mengikat dan ketiga usaha-usaha lain yang halal dan tidak mengikat.
“Saya rasa yang kami jalankan sudah sesuai AD/ART,” jelasnya.
Oleh sebab itu, kata Rifal, terkait penyerahan anggaran dari pengurus IPPELMAS kepada Panitia harus melalui prosedur. Sehingga, terciptanya transparansi yang diinginkan.
“Prosedur penyerahan anggaran dari DPH IPPELMAS BNA kepada panitia itu harus ada saksi seluruh anggota panitia yang terlibat, adanya administrasi yang dikuatkan, seperti kwitansi dan stempel dari bendahara umum dan bendahara panitia, serta adanya dokumentasi agar ketika penyusunan laporan pertanggung jawaban kegiatan terjadinya tranparansi yang sama-sama kita inginkan,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Wakil Ketua Umum, Heri Wanda, mengatakan, pihaknya tidak tinggal diam dan akan membawa persoalan tersebut ke Dewan Penasehat dan Dewan Pembina IPPELMAS Banda Aceh. Pasalnya, ulah kedua oknum tersebut telah mencoreng nama IPPELMAS Banda Aceh.
“Persoalan ini akan kami bawa ke Dewan Penasehat dan Dewan Pembina IPPELMAS Banda Aceh,” pungkasnya.