BANDA ACEH – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) DR. Teuku Raja Keumangan, menerima kunjungan guru besar Institute Tekhnologi Bandung (ITB) Professor DR. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc di ruang kerjanya di Gedung DPRA, Selasa (14/11/2023).
Dalam pertemuan itu, Teuku Raja Keumangan yang akrab disapa TRK menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas kunjungan tersebut.
TRK merespon positif kehadiran cendikiawan intelektual nasional tersebut sebagai sebuah sharing strategis.
“Terima kasih kami ucapkan kepada Prof Sanny yang berkenan hadir ke tempat kami untuk bersilaturrahmi dan berdiskusi banyak hal di sini,” ucap Alumni Program Doctoral Pasca Sarjana UIN Ar-Raniry.
Dalam kesempatan itu kedua tokoh tersebut terlihat akrab dalam percakapan santai yang sesekali diiringi dengan perbincangan serius.
TRK menyoroti pembangunan sektor riil yang begitu lamban di Aceh. Bahkan tingkat pengangguran meningkat begitu cepat seiring lambannya pertumbuhan sektor tersebut.
Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Aceh itu juga ikut menyoroti status jalan tol Banda Aceh-Medan yang telah dikeluarkan dari Proyek Strategis Nasional.
Menurut TRK dengan semakin berkurangnya dukungan infrastruktur nasional di Aceh hal tersebut semakin mengancam jalannya sektor riil dan tumbuhnya sektor-sektor lain serta otomatis ikut mengacam stabilitas ekonomi Aceh.
“Kehadiran Prof Abdullah Sanny merupakan kesempatan berharga berdiskusi lebih jauh dalam upaya mendorong percepatan pembangunan di Aceh dan tentu kami berharap Prof Sanny ikut membantu lahir nya proyek-proyek strategis nasional di Aceh,” ungkap TRK.
TRK menambahkan cendikiawan seperti Prof Abdullah Sanny dapat menyalurkan sumbangsih pikiran, ide serta gagasannya untuk Aceh dengan pengalaman dan prestasi dimilikinya.
“Bahkan kita tau istana pun begitu intens dengan pemikiran-pemikiran beliau dalam hal percepatan pembangunan nasional saat ini”, ujarnya.
Menurut TRK dengan semakin berkurangnya dukungan infrastruktur nasional di Aceh hal tersebut semakin mengancam jalannya sektor riil dan tumbuhnya sektor-sektor lain serta otomatis ikut mengacam stabilitas ekonomi Aceh.
“Kehadiran Prof Abdullah Sanny merupakan kesempatan berharga berdiskusi lebih jauh dalam upaya mendorong percepatan pembangunan di Aceh dan tentu kami berharap Prof Sanny ikut membantu lahir nya proyek-proyek strategis nasional di Aceh,” ungkap TRK.
TRK menambahkan cendikiawan seperti Prof Abdullah Sanny dapat menyalurkan sumbangsih pikiran, ide serta gagasannya untuk Aceh dengan pengalaman dan prestasi dimilikinya.
“Bahkan kita tau istana pun begitu intens dengan pemikiran-pemikiran beliau dalam hal percepatan pembangunan nasional saat ini”, ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Prof DR T Abdullah Sani mengungkapkan, bahwa kunjungannya dalam rangka silaturrahmi dengan pimpinan DPRA serta sharing terkait isu strategis percepatan pembangunan Nasional, khususnya di Provinsi Aceh.
Sebagai putra Aceh ia menaruh minat dan harapan dapat mendorong percepatan pembangunan di Aceh. Untuk itu diperlukan Kolaborasi antar pihak.
Prof T Abdullah Sani menyampaikan, dalam mendorong pembangunan diperlukan sebuah gagasan berkenaan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, tantangan pembangunan bangsa, dan kolaborasi antar lembaga.
“Hal tersebut tentunya diharapkan mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang ada sekarang dan tantangan di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Ia menambahkan, dalam menghadapi permasalahan yang mengemuka di abad-21 ini diperlukan suatu kolaborasi antara perguruan tinggi (academician), industri (business), dan organisasi pemerintahan (government), dalam hal ini juga Lembaga Legislatif seperti DPRA.
Seperti diketahui beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo secara khusus mengundang Prof DR Abdullah Sanny terkait posisi beliau sebagai konsultan dan supervisor proyek strategis nasional yang sedang dikerjakan saat ini.
Walaupun banyak spekulasi pertemuan tersebut berkaitan dengan tawaran posisi menteri untuk nya, namun wakil ketua umum ICMI pusat itu menampik isu tersebut.